Matamedia.news, (Jakarta) | Polri terus mengembangkan kebijakan inklusif dalam membuka peluang bagi berbagai kalangan untuk bergabung dalam institusinya. Pada tahun ini, Polri memberikan kesempatan lebih luas bagi hafiz Quran dan santri untuk bergabung sebagai anggota Polri, sebagai bagian dari upaya memperkuat keterwakilan berbagai lapisan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban negara.
Dalam pengumuman yang disampaikan oleh Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol. Dedi Prasetyo, disebutkan bahwa Polri ingin mengakomodasi potensi-potensi terbaik yang ada di masyarakat, termasuk para hafiz Quran dan santri, untuk berkontribusi dalam tugas kepolisian. “Polri ingin semakin inklusif dengan memberikan kesempatan lebih banyak bagi para hafiz Quran dan santri untuk mengikuti seleksi masuk menjadi anggota Polri tahun ini,” ujar Dedi.
Dedi menambahkan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Polri untuk menciptakan institusi yang lebih beragam dan mewakili seluruh elemen bangsa. Para hafiz Quran dan santri, yang dikenal dengan kedisiplinan, keimanan, serta kedekatan mereka dengan nilai-nilai moral dan spiritual, dianggap memiliki potensi yang sangat baik untuk berkarir di Polri.
“Tahun ini, kami membuka peluang lebih besar bagi mereka yang hafiz Quran dan berasal dari pesantren untuk bergabung dengan Polri. Kami berharap mereka dapat membawa nilai-nilai keimanan dan kedisiplinan yang mereka pelajari selama menjadi santri untuk diterapkan dalam tugas-tugas kepolisian,” ungkap Dedi.
Program ini juga menjadi bagian dari upaya Polri untuk menciptakan kepolisian yang lebih humanis dan lebih dekat dengan masyarakat. Dedi menilai bahwa para santri dan hafiz Quran memiliki kemampuan yang baik dalam memahami norma-norma sosial, yang bisa sangat membantu dalam menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat.
Selain itu, Dedi juga menegaskan bahwa Polri akan terus memfasilitasi akses kepada pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk memastikan para santri dan hafiz Quran yang bergabung dapat menjalankan tugas mereka dengan profesionalisme. “Kami akan menyediakan pelatihan yang sesuai untuk memastikan mereka dapat menjalankan tugas dengan baik dan menjadi polisi yang mengedepankan prinsip keadilan, kedamaian, serta kemanusiaan,” katanya.
Sebagai bagian dari seleksi yang lebih terbuka dan transparan, Polri juga akan memastikan bahwa para calon peserta dari kalangan hafiz Quran dan santri memiliki kesempatan yang sama dengan pelamar lainnya. Sejak dibuka beberapa waktu lalu, pendaftaran untuk mengikuti seleksi Polri telah dibuka melalui sistem online, yang memungkinkan santri dan hafiz Quran dari berbagai daerah untuk mendaftar dengan mudah.
Para calon anggota Polri dari kalangan santri dan hafiz Quran akan melalui serangkaian tes dan seleksi yang ketat, mulai dari tes kesehatan, psikologi, hingga tes akademik. Namun, pihak Polri juga menekankan bahwa integritas, kedisiplinan, serta semangat untuk melayani masyarakat menjadi hal yang lebih ditekankan dalam seleksi tahun ini.
“Proses seleksi akan berlangsung secara profesional dan transparan. Kami berharap, kehadiran para santri dan hafiz Quran dalam jajaran Polri bisa memberikan kontribusi positif dalam membangun citra polisi yang lebih humanis dan lebih dekat dengan masyarakat,” pungkas Dedi.
Langkah ini juga mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk pesantren dan tokoh agama, yang menyambut baik kebijakan Polri dalam memberikan kesempatan kepada para hafiz Quran dan santri untuk bergabung dalam menjalankan tugas mulia sebagai abdi negara. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks.(Feb/**)
