Menteri PU Dody menjelaskan bahwa jaringan irigasi premium dari bendungan tersebut akan rampung pada akhir 2025 atau paling lambat 2026, sehingga mampu mengairi 1.295 hektare lahan fungsional. Dengan suplai air kontinu, produktivitas pertanian diproyeksikan meningkat dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali tanam per tahun.
Bendungan Pidekso, dengan kapasitas tampung 25 juta m³ dan luas genangan 232 hektare, juga menyuplai air baku sebesar 300 liter/detik untuk warga Wonogiri serta mengurangi risiko banjir hingga 11% di wilayah hilir Bengawan Solo. Di samping itu, bendungan ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang dapat mendukung pertumbuhan UMKM lokal.
Menteri Dody meninjau langsung progres pembangunan pada Jumat (3/1/2025) dan berdialog dengan petani serta perangkat desa setempat. “Kami memastikan infrastruktur yang dibangun memberikan dampak nyata pada kesejahteraan petani,” ujar Dody.
Bendungan ini terintegrasi dengan Waduk Gajah Mungkur dan menjadi bagian penting dalam pengelolaan sumber daya air di kawasan tersebut. Dalam kunjungan itu, Menteri Dody didampingi sejumlah pejabat Kementerian PU, termasuk Dirjen Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia dan Direktur Bendungan dan Danau Adenan Rasyid.
Budi Santoso, perwakilan petani dari Bumiharjo, menyampaikan harapan agar kawasan bendungan segera difungsikan untuk pariwisata serta diperluas jaringan irigasi tersiernya. “Kami berterima kasih atas manfaat yang sudah dirasakan dan berharap layanan terus ditingkatkan,” katanya.[Feby/**]