Matamedia.News, (New York, Amerika Serikat) | Dalam Debat Umum High-Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-79 pada Sabtu (28/9), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya pengakuan negara Palestina sebagai langkah strategis menuju dunia yang lebih damai dan adil. Retno menegaskan bahwa pengakuan ini vital untuk menciptakan stabilitas global dan menghentikan pelanggaran hukum internasional yang terjadi. Ia menyerukan dukungan negara-negara anggota PBB untuk mengedepankan keadilan dan perdamaian di kawasan tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan pentingnya tindakan nyata dari negara-negara Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pelanggaran hukum internasional oleh Israel. Dalam pernyataannya, ia menyatakan, “Mandat Dewan Keamanan PBB adalah untuk menciptakan perdamaian, bukan melanggengkan perang atau mendukung pelaku perang itu sendiri.” Seruan ini menjadi sorotan dalam Debat Umum High-Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-79,
Retno Marsudi Usulkan Tiga Prioritas dalam Kepemimpinan Tanpa Hegemoni
Dalam upaya mendorong konsep “kepemimpinan tanpa hegemoni,” Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengusulkan tiga prioritas kunci. Pertama, memajukan perdamaian secara inklusif. Kedua, memastikan masa depan yang berketahanan dengan kesejahteraan bersama. Ketiga, membangun jembatan kolaborasi global. Usulan ini disampaikan dalam Debat Umum High-Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-79, sebagai langkah strategis untuk memperkuat kerja sama internasional.
Komitmen Indonesia Terhadap Global South dan Pemberdayaan Perempuan
Sebagai bagian dari sejarah kepemimpinan negara-negara Global South, Indonesia telah menunjukkan komitmennya dengan menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Dalam dekade terakhir, Indonesia aktif menangani isu-isu global, termasuk memimpin pembentukan Pandemic Fund dan mengetuai COVAX AMC Engagement Group selama pandemi Covid-19 untuk memastikan akses vaksin yang setara. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan pentingnya pemberdayaan perempuan, termasuk akses pendidikan yang setara, terutama di Afghanistan. “Pemberdayaan perempuan akan mendorong perdamaian dan kesejahteraan,” tegasnya.[Rdn/Adam03]