Matamedia.news, (Gowa) | Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo melanjutkan kunjungan kerjanya di Sulawesi Selatan dengan meninjau Bendungan Bili-Bili dan jaringan irigasi di Bendung Bissua, yang terletak di perbatasan Kabupaten Gowa dan Takalar, Jumat (17/1/2024). Bendungan Bili-Bili memiliki kapasitas tampung sebesar 243,84 juta meter kubik dan berfungsi utama untuk mendistribusikan air irigasi ke Daerah Irigasi (DI) Bili-Bili, DI Bissua, dan DI Kampili.
Dalam kunjungannya, Menteri Dody memastikan layanan air irigasi dari Bendungan Bili-Bili berjalan optimal hingga ke lahan-lahan pertanian. Ia menyoroti pentingnya pengelolaan sedimen akibat banjir besar pada 2019. “Saat ini kita sedang mempersiapkan penanganan yang lebih besar untuk pengerukan sedimen. Namun, saya berharap sebelum revitalisasi besar dilakukan, indeks pertanaman tetap terjaga,” ujar Menteri Dody.
Bendungan Bili-Bili mampu mengairi 25.798 hektare lahan pertanian, terdiri dari DI Bili-Bili seluas 2.443 hektare, DI Bissua 12.793 hektare, dan DI Kampili 10.547 hektare. Menteri Dody juga mengungkapkan rencana kerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam mengembangkan irigasi padi hemat air agar sawah di hilir mendapatkan pasokan air yang berkelanjutan.
Di Bendung Bissua, Menteri Dody menerima aspirasi dari para petani penerima manfaat irigasi. Ia menegaskan komitmen Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang untuk melakukan pengerukan sedimen pada jaringan irigasi sekunder di Daerah Irigasi Bissua.
Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Suryadarma Hasyim, menjelaskan Bendung Bissua memiliki jaringan irigasi primer sepanjang 30,14 km, jaringan sekunder 113,25 km, dan saluran pembuang 4,89 km. “Dengan adanya Bendung ini, Indeks Pertanaman padi-palawija mencapai 280% dan IP padi sebesar 200% dengan rata-rata produksi padi 5 ton GKP per hektare,” jelasnya.
Turut mendampingi Menteri Dody dalam kunjungan ini, Direktur Irigasi dan Rawa Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Bastari, Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Suryadarma Hasyim, serta Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Dharma Oetojo.[Feby]