Matamedia.news, (Jakarta) | Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta perhatian khusus bagi daerah dengan inflasi tinggi untuk segera melakukan langkah pengendalian. Hal ini disampaikan Mendagri saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Sosialisasi Pemeriksaan Kesehatan Gratis dalam rangka Hari Ulang Tahun. Acara berlangsung secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja, Kemendagri, Jakarta, Senin (20/1/2025).
Mendagri mengungkapkan sejumlah wilayah dengan tingkat inflasi tinggi yang memerlukan perhatian lebih. Provinsi seperti Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat, Bali, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Banten, dan Papua Barat Daya masuk dalam daftar ini.
“Meskipun yang berada di atas target 3,5 persen hanya Papua Pegunungan, ini tetap harus diatensi,” ujar Tito.
Selain itu, ia juga menyebutkan sejumlah kabupaten seperti Jayawijaya, Mimika, Sorong Selatan, Labuhanbatu, Meulaboh, Tanah Laut, Banggai, Berau, Sikka, dan Indragiri Hilir, serta kota dengan inflasi tinggi seperti Gunungsitoli, Sibolga, Pematangsiantar, Lhokseumawe, Denpasar, Sukabumi, Padangsidimpuan, Dumai, Serang, dan Bima.
Meski sebagian besar daerah tersebut tidak melampaui target nasional, Mendagri menegaskan pentingnya kewaspadaan. Ia mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk mengidentifikasi penyebab utama inflasi, baik karena suplai komoditas yang kurang maupun masalah distribusi.
Mendagri meminta pentingnya gerakan menanam sebagai langkah efektif menambah produksi komoditas utama, seperti cabai merah dan cabai rawit, yang menjadi penyumbang inflasi.
“Kalau kepala daerah peduli dan melaksanakan gerakan ini, terutama dengan dukungan Dinas Pertanian, sebetulnya masalah ini bisa diatasi. Cabai itu mudah ditanam dan cepat dipanen,” tuturnya.
Ia juga menyoroti kebutuhan diversifikasi produksi bawang merah, yang masih bergantung pada sentra produksi seperti Kabupaten Brebes. “Ada potensi di daerah lain untuk memproduksi bawang merah. Komoditas ini salah satu penyumbang inflasi,” tambah Tito.
Dengan langkah-langkah ini, Mendagri berharap Pemda dapat mengatasi lonjakan inflasi secara cepat dan tepat, sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi daerah.[Feby/**]